Skip to:
Setiap hubungan pasti mengalami pasang surut, dan terkadang, mengambil jeda atau "break" bisa menjadi pilihan yang dianggap paling tepat. Tapi, apa sebenarnya arti break dalam hubungan? Apakah sama dengan putus? Nah, sebelum kamu panik atau terlalu larut dalam kesedihan, yuk kita bahas lebih dalam!
Arti break dalam sebuah hubungan adalah saat di mana pasangan sepakat untuk mengambil waktu sementara untuk menjernihkan pikiran, mengevaluasi hubungan, dan mencari solusi atas permasalahan yang ada.
Break artinya dalam bahasa Indonesia adalah istirahat. Dalam sebuah hubungan, break merupakan sebuah jeda sementara. Ini berbeda dengan putus, di mana hubungan benar-benar berakhir dan tidak ada komitmen yang mengikat. Sementara dalam break, masih ada harapan untuk kembali jika kedua belah pihak merasa siap dan mendapatkan solusi atas masalah mereka.
Tapi, break juga bukan hanya sekadar memberi jarak tanpa aturan. Idealnya, break dilakukan dengan kesepakatan yang jelas, misalnya tentang batasan komunikasi, durasi, dan tujuan dari break itu sendiri. Jika tidak, break justru bisa menjadi bumerang yang membuat hubungan semakin memburuk.
Meskipun dianggap sebagai solusi untuk memperbaiki hubungan, ternyata break juga punya dampak negatifnya sendiri. Sebelum mengambil keputusan, cermati dulu dampak positif dan dampak negatif ketika break berikut ini!
Break bisa memberikan ruang bagi masing-masing individu untuk lebih memahami dirinya sendiri dan perasaannya terhadap pasangan. Terkadang, terlalu sering bersama justru membuat seseorang kehilangan identitasnya atau tidak bisa melihat hubungan dari perspektif yang lebih objektif.
Dengan break, seseorang bisa kembali mengenal dirinya sendiri dan menilai apakah hubungan ini benar-benar yang terbaik untuknya.
Selain itu, break juga bisa mengurangi ketegangan dan konflik yang terus-menerus terjadi. Jika hubungan sudah dipenuhi pertengkaran tanpa akhir, mengambil jeda bisa menjadi kesempatan untuk menenangkan diri dan berpikir lebih jernih sebelum membuat keputusan yang lebih besar, seperti lanjut atau benar-benar mengakhiri hubungan.
Komunikasi saat break pacaran biasanya tidak terlalu intensif. Hal ini akan memberikan ruang bagi kedua belah pihak untuk menenangkan diri dan meredam pertengkaran yang terjadi terus menerus.
Di sisi lain, break juga memiliki dampak negatif, terutama jika dilakukan tanpa komunikasi yang baik. Salah satu risikonya adalah munculnya ketidakpastian dan kecemasan, baik dari satu atau kedua belah pihak. Tidak adanya kejelasan mengenai masa depan hubungan bisa membuat seseorang merasa tidak dihargai atau ditinggalkan.
Selain itu, break juga bisa berujung pada keterbukaan terhadap orang lain. Jika salah satu pihak mulai merasa nyaman dengan kehidupan tanpa pasangan atau bahkan menemukan orang baru, kemungkinan besar break akan berubah menjadi perpisahan permanen.
Oleh karena itu, break harus dilakukan dengan kesadaran penuh dan kesepakatan yang jelas agar tidak disalahartikan sebagai bentuk "putus secara halus".
Terkadang break mungkin nggak bisa dihindari karena situasi ini bisa menjadi solusi atau jeda ketika kamu dan pasangan sedang bertengkar tapi belum ingin putus. Berikut adalah cara agar kamu survive melewati fase tersebut:
Jangan hanya asal bilang "kita break dulu" tanpa alasan yang jelas. Diskusikan dengan pasangan tentang apa yang ingin dicapai dari break ini. Apakah untuk memperbaiki diri? Menilai hubungan? Atau sekadar mengambil waktu untuk mendinginkan suasana? Dengan tujuan yang jelas, break tidak akan terasa seperti menggantung tanpa kepastian.
Selama break, penting untuk menetapkan aturan mengenai komunikasi. Apakah masih boleh chat sesekali? Atau justru harus benar-benar tidak berkomunikasi sama sekali? Jika tidak ada batasan yang jelas, bisa saja salah satu pihak merasa bingung dan akhirnya break malah menimbulkan lebih banyak masalah.
Jangan hanya menunggu tanpa melakukan apa-apa. Gunakan waktu break untuk mengevaluasi hubungan dan mencari tahu apa yang sebenarnya kamu butuhkan. Apakah masalah dalam hubungan ini bisa diperbaiki? Atau justru kamu menyadari bahwa hubungan ini sudah tidak sehat dan harus diakhiri?
Hindari terlalu memikirkan pasangan atau stalking media sosialnya selama break. Alihkan perhatian dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berolahraga, menjalani hobi, atau berkumpul dengan teman-teman. Ini akan membantu kamu menjaga kesehatan mental dan tidak terlalu larut dalam overthinking.
Break bisa berakhir dengan kembali bersama atau justru berpisah selamanya. Oleh karena itu, siapkan mental untuk segala kemungkinan. Jika setelah break kalian merasa lebih baik bersama, itu adalah kabar baik. Namun, jika break justru membuka mata bahwa kalian lebih baik berpisah, itu juga bukan akhir dunia. Yang terpenting, pastikan keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi kedua belah pihak.
Membangun komunikasi serta quality time yang baik bersama pasangan dapat menjadi cara untuk mencegah break dalam hubungan. Jangan lupa untuk jaga penampilan dan kesegaran nafas saat bertemu dengan doi untuk saling menciptakan rasa nyaman satu sama lain.
Kamu bisa pakai Closeup Menthol Fresh yang disertai dengan kandungan zinc dan anti-bakteri untuk jaga nafas hingga 18 jam saat bersama pasangan. Dengan begitu, ngobrol bareng doi jadi lebih nyaman deh!